• IKOM

    Muda, Lugas, Berkualitas

  • CONTACTS

COMAGZ #4 : BANDUNG-RANCAEKEK PERJALANAN SESINGKAT MENGOLES KUTEK

Oleh : Yuli Yulianti

Bandung-Rancaekek, tak dekat tapi bersekat. Tiga stasiun membendung sekaligus menjadi penghubung. Bandung, Cikudapateuh, Kiaracondong, Cimekar, Rancaekek, adalah sebuah trayek. Dua wajah berbeda dengan satu fungsi yang sama. Mengangkut setiap orang yang datang kemudian pulang. Berlainan dalam waktu yang bersamaan, tempat orang berlalu-lalang. Tak jarang pula jadi ruang tuk bertemu pandang, bertegur sapa lewat kata. Bersenda gurau dalam tawa, atau hanya bisu dalam diamnya. Di sini tak melulu soal laju. Tak selalu tentang waktu. Tetapi tentang aksi setiap insani. Ada yang pergi dengan mimpi, ada yang pulang bersama bukti.

Ketika pagi terasa sepi, beli karcis pun tak perlu ngantri. Awal yang indah dengan secarik kertas berupa tiket. Lima ribu rupiah adalah harganya. Berwarna jingga berpolet putih. Lengkap dengan tinta hitam yang mencantumkan tempat tujuan. Jika kertas ini sudah dibeli, bersiaplah menjadi saksi. Saksi perjalanan, yang menyuguhkan panorama menarik nan unik untuk dilirik. “Tit” penanda kaki telah melangkah diatas ubin yang licin. Menanti kedatangan gerbong yang saling terhubung. Penantian ditemani aroma panggangan. Harum roti matang mengundang uang untuk datang. Tapi ia tak sudi beranjak dari sitak.

Hal yang dinanti pun menghampiri. Diantar dua anak tangga, ada yang naik dan ada yang turun. Jika beranjak naik, maka nikmatilah. Kursi yang saling bertatapan, di samping kanan dan kirinya, ada jendela yang setia bercerita, menyampaikan setiap pemandangan. Rumah warga yang tak berjarak lega dengan kereta menjadi panorama yang diceritakan pertama. Sementara di dalamnya, seorang ibu nikmat menyantap gorengan. Wanita dengan rambut dikepang tengah meratap menanti persinggahannya. Terdapat sorang ibu berkerudung merah jambu, tengah asik berinteraksi dengan gawai yang dimiliki. Maka Cikudapateuh lah yang menjadi persinggahan pertama.

Persinggahan kedua, Kiaracondong itu namanya. Mulai ramai dengan tawa dan rengekan bocah gempal dan anak lain yang berdiri melihat dunia luar. Disinilah jendela kembali bercerita, tentang kereta yang tengah dibersihkan di sebelah kanan. Tak berselang lama, gerbong kembali melaju. Bersamaan dengan pemeriksaan tiket, laju kereta diiringi lagu Goyang Dua Jari, dan anak kecil lah yang bernyanyi. Dalam rentang persinggahan ini, ada satu hal yang nampak unik. Diluar sana, tumbuh satu tanaman yang kokoh berkembang ditengah teriknya sinar mentari. Pink, warna bunga yang berseri ini. Terdapat pula pematang sawah yang mulai terbentang disetiap sisi. Namun sayang, satu hal yang membuat keindahannya hilang. Yakni kondisi sungai yang tak lagi cemerlang. Bak diberi tinta, warnya abu, hijau bahkan hitam. Ironis memang.

Cimekar, menjadi pemberhentian berikutnya. Stadion GBLA menyambut, dengan kemegahan sebagi selimut. Tak ada yang spesial disini. Pertemuannya pun sangat singkat. Karena tak lama berselang gerbong kembali berangkat. Tak lama juga, Rancaekek sudah bersiap. Menyambut kedatangan kereta dan orang-orang, persinggahan yang amat sederhana. “Lontong tahu, lontong tahu”, suara pedagang menyapa. Terpampang puluhan motor yang diparkirkan. Serta becak bersiap mengangkut siapa saja yang hendak ikut. Angin pun meniup rambut, ditengah terik sang penguasa yang terang.

Suasananya sungguh berbeda. Tak nampak kemegahan yang ada di Bandung. Langit-langit stasiun pun tak mulus. Lampu pun hanya tiga, dengan keadaan rusak, dua diantaranya. Hanya tempat sampah yang berjejer rapih, diatas ubin yang tak lagi licin. Bangunan disebrangnya juga nampak rusak. Hanya dua jalur kereta yang tersedia. Tapi penumpang tak surut, masih banyak yang harus diangkut. Terlebih di pertengahan siang, makin banyaklah orang-orang. Saat bunyi mesin mulai mendekat, tandanya perjalanan kan dimulai kembali. Bersama orang yang berbeda. Mulai dari rupa, usia sampai suasana, dengan kemegahan Bandung sebagai tujuan akhirnya.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *